GOVERNMENT of Indonesia may say there is no diplomatic relations with Israel, but facts on the ground shows different, Government of Indonesia and Israel actually fosters good relations with Israel in business sector.
Intimate business relationship between Indonesia and Israeli government has been signed under decision of the fourth president of Indonesia, named Abdurrahman Wahid or often called Gusdur. In 1999, Abdurrahman Wahid has opened the official trade relations with Israel. The plan was also manifested by the Ministry of Industry and Trade of Indonesia named Luhut Binsar Panjaitan in 2001 with signing the Decree No.23/MPP/01/2001 to legalize the trade relations between Indonesia and Israel which expected able to grow the economic development between two countries.
The intimacy relationship between Indonesia and Israel continued during the reign of President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). On September 13, 2005, Indonesia Foreign Minister Hassan Wirayudha met Israeli Foreign Minister Silvan Shalom, in New York, US. Hassan claimed the meeting was not to discuss the restoration of diplomatic relations. According to one foreign media, Jerusalem (Israel) has sent a letter to Jakarta to show the Israel’s willingness to improve business relationship between Jakarta and Tel Aviv.
Fact that found on the ground made SBY had to find strong reason to explain it on the public conference. At the office of the Permanent Representative of the Republic of Indonesia in New York, Sixth President of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) says “there is no something blur over Indonesia’s commitment that want to help the struggle of the Palestinian people”. Unfortunately President SBY’s statement doesn’t contain any meaning over the secret meeting between Indonesia and Israel to discuss business networks. However since then, the relations between the two countries become intensified.
In 2006, a trade mission carried out by Indonesian Chamber of Commerce and Industry with visiting Israel. The chairman of Indonesian Chamber of Commerce and Industry, Mohammad Hidayat has signed the economic agreements between the two countries. The president of Israel Manufacturers Association, Shraga Brosh believes and said “Indonesia can be a major and great market for the export of Israeli goods in Southeast Asia”. While the Chairman of Indonesian Chamber of Commerce and Industry, Mohammad Hidayat said that this cooperation could help Israeli companies to perform any business activities in Indonesia.
This visit also confirms the intensive establishment of contacts between the two countries in trade. The volume of trade data between Indonesia and Israel during 2005 has reached 154 million dollars. Israel believe it will reach 600 million dollars in 2010 and more than 1 billion dollars in 2012.
Israel is targeting various important projects in Indonesia, for example, PLT-Geothermal development project in Sumatra worth 200 million dollars that won by Ormat Technologies Inc, Israeli engineering company in the field of geothermal energy. In addition, Indonesia has become marketing target of biomedical technology products.
An Indonesian surgeon who frequently travelling to conflict areas around the world such as Afghanistan, Iraq, Lebanon, Palestine, Somalia has revealed many ICU equipment in the major hospitals of Indonesia bought from Israel. In this regard, Indonesian government has sent many times medical teams to Tel Aviv for ICU (Intensive Care Unit) training.
Beside medical sector, according to data that has been obtained, Indonesian military have purchased a number of firearms such as the sniper rifle Galil Galatz 7.62mm, Micro Tavor 9mm, Tavor TAR-21, Jericho 941, IWI Negev 5.56mm Light Machine Gun and Pistol Jericho 941 which those all made by Israeli Military Industries (IMI) in 2012.
According to General (Ret) Soemitro, a harmonious and intimacy relationship between the Israeli intelligence service, Mossad, and Indonesian military (TNI) are real. He writes: “David, Raviv, and Yosi Melman in their book “Every Spy Prince” wrote that Indonesia had entered into a relationship with Mossad. He said, the Mossad sent an envoy, a team from Mossad based in Singapore visits Jakarta many times and then held talks which led Israeli agreed to hold a military training for the Indonesian army and its intelligence. Mossad has considered the Intelligence realtionship between Indonesia and Israel is a good choice, and then Israeli intelligence opened its first representative in Jakarta under the guise of trade, while Indonesia has also sent military personnel to Israel to get training.
A blog on the internet revealed that Israeli intelligence has entered Indonesia. They do not move in large numbers, but it is very effective because some agents have received training through the spiritual tour packages. The existence of several local agents who have been trained having tasks to create some informants for Singapore-based Mossad. There are only about 2-3 Mossad agents in Indonesia, while their center communication and command remains in Singapore. The purpose of infiltration to obtain recognition and to find out the way to open official diplomatic relations. All facts that have been found indicates there have been strong and sustainable relationship between Indonesia and Israel without having diplomatic relationship.
Wednesday, April 20, 2016
Netanyahu serukan hubungan diplomatik Israel-Indonesia
Sebagaimana dilaporkan surat kabar The Times of Israel, seruan Netanyahu tersebut dikemukakan di hadapan sekelompok wartawan asal Indonesia yang berkunjung ke Israel, pada Senin (28/03).
Saat itu dia mengatakan tiada lagi alasan bagi Israel dan Indonesia untuk tidak menjalin hubungan diplomatik.
“Sudah saatnya mengubah hubungan kita karena alasan yang menghalanginya tak lagi relevan,” kata Netanyahu.
Menurutnya, hubungan antara Jerusalem dan Jakarta akan menjadi persekutuan yang didorong oleh kepentingan bersama, yaitu menangkal ancaman terorisme dan faktor ekonomi.
“Sudah saatnya dibentuk hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kita punya banyak peluang untuk kerja sama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi canggih,” ujar Netanyahu.
Kesepakatan rahasia
Seruan Netanyahu agar Israel dan Indonesia menjalin hubungan diplomatik diutarakan genap 10 hari setelah Wakil Menlu Israel, Tzipi Hotovely, membeberkan kesepakatan rahasia antara Israel dan Indonesia.
Hotovely mengaku Israel mengirimkan pejabat senior ke Jakarta untuk membicarakan rencana kunjungan Menlu RI Retno Marsudi ke Ramallah, Tepi Barat, untuk melantik Konsul Kehormatan RI.
Dalam pembicaraan itu, seperti diklaim Hotovely, Israel dan Indonesia bersepakat bahwa Retno Marsudi harus terlebih dulu melawat ke Israel sebelum bertandang ke Ramallah. Kenyataannya, Retno tidak memenuhi kesepakatan ini dan memilih langsung ke Ramallah, tanpa ke Israel. Konsekuensinya, kata Hotovely, aparat Israel tidak memberikan ijin kepada Retno untuk mencapai Ramallah.
Pengakuan Hotovely tersebut dibantah Kementerian Luar Negeri RI melalui juru bicaranya, Arrmanatha Nasir.
"Tidak pernah ada pembahasan, apalagi kesepakatan dengan Menlu RI mengenai kunjungan ke Jerusalem," kata Arrmanatha kepada BBC Indonesia, Jumat (18/03).
Arrmanatha menegaskan bahwa pengaturan rencana kunjungan Retno ke Ramallah dilakukan melalui jalur diplomatik resmi sejak akhir Desember 2015 oleh dubes RI Palestina di KBRI Amman, Yordania, dengan pihak Palestina dan Yordania.
Disebutkan bahwa Menlu Retno akan menggunakan helikopter dari Amman ke Ramallah.
"Tidak lewat check point (titik pemeriksaan) daratan Israel," kata Arrmanatha. Hubungan bilateral
Indonesia dan Israel tidak pernah menjalin hubungan diplomatik. Meski demikian, kedua negara punya relasi dagang.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia aktif mengekspor ke Israel dan mengimpor barang-barang dari Israel sejak 2000.
Selama 2015, Indonesia tercatat mengekspor berbagai produk ke Israel senilai US$116,7 juta. Nilai tersebut menurun dari setahun sebelumnya. Pada 2014, Indonesia mengekspor ke Israel senilai US$127,2 juta.
Dari sisi impor, Indonesia terlihat aktif. Pada 2015, Indonesia mengimpor barang-barang dari Israel sebesar US$77,7 juta. Nilai tersebut meningkat dari Rp13,01 juta pada 2014.
Sedangkan dalam pidato penutupan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), 7 Maret lalu, Presiden Joko Widodo menyerukan boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan'.
Joko Widodo menambahkan perlunya peningkatan tekanan kepada DK PBB untuk memberikan perlindungan internasional bagi Palestina. "Dan penetapan batas waktu pengakhiran pendudukan Israel," tegasnya.
Saat itu dia mengatakan tiada lagi alasan bagi Israel dan Indonesia untuk tidak menjalin hubungan diplomatik.
“Sudah saatnya mengubah hubungan kita karena alasan yang menghalanginya tak lagi relevan,” kata Netanyahu.
Menurutnya, hubungan antara Jerusalem dan Jakarta akan menjadi persekutuan yang didorong oleh kepentingan bersama, yaitu menangkal ancaman terorisme dan faktor ekonomi.
“Sudah saatnya dibentuk hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kita punya banyak peluang untuk kerja sama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi canggih,” ujar Netanyahu.
Kesepakatan rahasia
Seruan Netanyahu agar Israel dan Indonesia menjalin hubungan diplomatik diutarakan genap 10 hari setelah Wakil Menlu Israel, Tzipi Hotovely, membeberkan kesepakatan rahasia antara Israel dan Indonesia.
Hotovely mengaku Israel mengirimkan pejabat senior ke Jakarta untuk membicarakan rencana kunjungan Menlu RI Retno Marsudi ke Ramallah, Tepi Barat, untuk melantik Konsul Kehormatan RI.
Dalam pembicaraan itu, seperti diklaim Hotovely, Israel dan Indonesia bersepakat bahwa Retno Marsudi harus terlebih dulu melawat ke Israel sebelum bertandang ke Ramallah. Kenyataannya, Retno tidak memenuhi kesepakatan ini dan memilih langsung ke Ramallah, tanpa ke Israel. Konsekuensinya, kata Hotovely, aparat Israel tidak memberikan ijin kepada Retno untuk mencapai Ramallah.
Pengakuan Hotovely tersebut dibantah Kementerian Luar Negeri RI melalui juru bicaranya, Arrmanatha Nasir.
"Tidak pernah ada pembahasan, apalagi kesepakatan dengan Menlu RI mengenai kunjungan ke Jerusalem," kata Arrmanatha kepada BBC Indonesia, Jumat (18/03).
Arrmanatha menegaskan bahwa pengaturan rencana kunjungan Retno ke Ramallah dilakukan melalui jalur diplomatik resmi sejak akhir Desember 2015 oleh dubes RI Palestina di KBRI Amman, Yordania, dengan pihak Palestina dan Yordania.
Disebutkan bahwa Menlu Retno akan menggunakan helikopter dari Amman ke Ramallah.
"Tidak lewat check point (titik pemeriksaan) daratan Israel," kata Arrmanatha. Hubungan bilateral
Indonesia dan Israel tidak pernah menjalin hubungan diplomatik. Meski demikian, kedua negara punya relasi dagang.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia aktif mengekspor ke Israel dan mengimpor barang-barang dari Israel sejak 2000.
Selama 2015, Indonesia tercatat mengekspor berbagai produk ke Israel senilai US$116,7 juta. Nilai tersebut menurun dari setahun sebelumnya. Pada 2014, Indonesia mengekspor ke Israel senilai US$127,2 juta.
Dari sisi impor, Indonesia terlihat aktif. Pada 2015, Indonesia mengimpor barang-barang dari Israel sebesar US$77,7 juta. Nilai tersebut meningkat dari Rp13,01 juta pada 2014.
Sedangkan dalam pidato penutupan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), 7 Maret lalu, Presiden Joko Widodo menyerukan boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan'.
Joko Widodo menambahkan perlunya peningkatan tekanan kepada DK PBB untuk memberikan perlindungan internasional bagi Palestina. "Dan penetapan batas waktu pengakhiran pendudukan Israel," tegasnya.
'Pertemuan rahasia' RI-Israel, Kemenlu perlu beri penjelasan
Kementerian Luar Negeri Indonesia perlu memberikan penjelasan resmi kepada DPR tentang pemberitaan media Israel soal 'pertemuan rahasia' pejabat Indonesia dan Israel terkait pelantikan Konsul Kehormatan pertama Indonesia di Palestina.
"Kalau bisa (Kemenlu) menjelaskan kepada DPR apa yang sesungguhnya terjadi, karena berita ini bukan lagi rahasia dan sudah menjadi konsumsi umum," kata pengamat masalah Timur Tengah dari The Indonesian Society for Middle East Studies, Smith Alhadar, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Jumat (18/03).
Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak bisa lagi menghindari pemberitaan seperti itu dengan memberitakan keterangan kepada pers semata yang disebutnya kurang meyakinkan."Jadi supaya tidak berlarut-larut, pemerintah menyatakan sebenarnya apa yang terjadi kepada DPR," kata Smith.
Dia menduga pertemuan itu terjadi, dan menurutnya itu bukan hal yang aneh, karena dalam pemerintahan sebelumnya sudah ada pertemuan antara pejabat Israel dan Indonesia.
"Sejak zaman pemerintahan Suharto sudah ada kontak tidak resmi antara Indonesia dan Israel seperti itu," ungkapnya.
Lagi pula, lanjutnya, salah-satu media yang menerbitkan terkait pertemuan tersebut adalah media yang dikenal bersikap hati-hati dalam keredaksiannya.
"Dan karenanya saya percaya apa yang diberitakannya," tandasnya
Dia mengkhawatirkan, apabila tidak disikapi secara resmi, tuduhan Israel itu akan terus bergulir dan akan merugikan kepentingan Indonesia ke depan.
"Pemerintah Indonesia pasti merasa dikhianati, karena pertemuan rahasia seharusnya dipandang pemerintah Indonesia harus dirahasiakan, tetapi pejabat Israel membocorkan masalah ini ke media. Memang terasa menyakitkan," kata Smith.
Pertemuan rahasia pejabat Israel-Indonesia
Seperti diberitakan sejumlah media Israel, Wakil Menlu Israel Tzipi Hotovely mengatakan Indonesia memiliki 'hubungan diplomatik rahasia' dengan Israel terkait rencana pembukaan konsul Indonesia di Ramallah.
Hotovely mengutarakan hal itu di hadapan Parlemen Israel, Knesset, terkait alasan kenapa pihaknya mengeluarkan larangan over flight kepada Menlu Indonesia.
Menurutnya, Indonesia melanggar kesepakatan dengan Israel yang dibuat dalam pertemuan Kepala Divisi Asia Kementerian Luar Negeri Israel, Mark Sofer, dengan pejabat Indonesia dalam sebuah kunjungan ke Indonesia.
Dalam pertemuan yang tidak dijelaskan keterangan waktunya, menurutnya, kunjungan Mark Sofer itu dilakukan untuk mengatur rencana kunjungan Menlu RI ke wilayah tersebut, demi mencegah kekacauan.
Belakangan, Israel dilaporkan menolak mengizinkan Menlu Retno Marsudi mengunjungi wilayah pendudukan di Tepi Barat untuk mengadakan perundingan dengan pemimpin Palestina, seperti dikutip Kementerian Luar Negeri Palestina.
Hotovely membenarkan bahwa pihaknya menolak kehadiran Menlu Retno dengan alasan 'Menlu Indonesia menolak untuk bertemu dengan pejabat Israel' seperti yang disepakati dalam pertemuan rahasia tersebut.
"Jadi ketika dilanggar, konsekuensinya adalah seperti yang terjadi beberapa hari lalu," kata Hotovely.
Menlu Retno Marsudi membantah
Terhadap pernyataan Tzipi Hotovely, Menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi telah membantah kepada pers terhadap pemberitaan sejumlah media Israel tersebut.
"Kementerian Luar Negeri tidak pernah, garis bawahi, tidak pernah ada pertemuan rahasia itu," kata Retno saat dicegat wartawan di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis (17/03).
Retno mengatakan, apa yang diberitakan media Israel bahwa dirinya melanggar perjanjian rahasia dengan Isael adalah tidak benar. "Apa yang mereka sampaikan tentang pertemuan rahasia itu tidak ada," ujarnya.
Dalam keterangan terpisah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir mengatakan tidak pernah ada rencana apa pun untuk menggelar pertemuan dengan pejabat Israel.
"Saya tegaskan, tidak pernah ada pertemuan atau pun rencana untuk melakukan pertemuan antara Kemlu RI dengan Israel terkait dengan kunjungan ke Ramallah," kata Arrmanatha, Kamis (17/03) di Kantor Kemenlu, Jakarta, seperti dikutip sejumlah media.
'Tidak ada kesepakatan dengan Israel'
Dia menekankan, pihaknya tidak pernah melakukan kesepakatan dengan Israel terkait rencana kunjungan Menlu ke Jerusalem.
Tujuan utama Indonesia saat itu, ujarnya, adalah ke Yordania untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Yordania, selain melakukan kunjungan kehormatan dengan Perdana Menteri Yordania.
Adapun tujuan selanjutnya, lanjut Arrmanatha, pergi ke Ramallah untuk melantik Konsul kehormatan Indonesia di Palestina serta menggelar pertemuan dengan pejabat setempat.
"Kalau bisa (Kemenlu) menjelaskan kepada DPR apa yang sesungguhnya terjadi, karena berita ini bukan lagi rahasia dan sudah menjadi konsumsi umum," kata pengamat masalah Timur Tengah dari The Indonesian Society for Middle East Studies, Smith Alhadar, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Jumat (18/03).
Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak bisa lagi menghindari pemberitaan seperti itu dengan memberitakan keterangan kepada pers semata yang disebutnya kurang meyakinkan."Jadi supaya tidak berlarut-larut, pemerintah menyatakan sebenarnya apa yang terjadi kepada DPR," kata Smith.
Dia menduga pertemuan itu terjadi, dan menurutnya itu bukan hal yang aneh, karena dalam pemerintahan sebelumnya sudah ada pertemuan antara pejabat Israel dan Indonesia.
"Sejak zaman pemerintahan Suharto sudah ada kontak tidak resmi antara Indonesia dan Israel seperti itu," ungkapnya.
Lagi pula, lanjutnya, salah-satu media yang menerbitkan terkait pertemuan tersebut adalah media yang dikenal bersikap hati-hati dalam keredaksiannya.
"Dan karenanya saya percaya apa yang diberitakannya," tandasnya
Dia mengkhawatirkan, apabila tidak disikapi secara resmi, tuduhan Israel itu akan terus bergulir dan akan merugikan kepentingan Indonesia ke depan.
"Pemerintah Indonesia pasti merasa dikhianati, karena pertemuan rahasia seharusnya dipandang pemerintah Indonesia harus dirahasiakan, tetapi pejabat Israel membocorkan masalah ini ke media. Memang terasa menyakitkan," kata Smith.
Pertemuan rahasia pejabat Israel-Indonesia
Seperti diberitakan sejumlah media Israel, Wakil Menlu Israel Tzipi Hotovely mengatakan Indonesia memiliki 'hubungan diplomatik rahasia' dengan Israel terkait rencana pembukaan konsul Indonesia di Ramallah.
Hotovely mengutarakan hal itu di hadapan Parlemen Israel, Knesset, terkait alasan kenapa pihaknya mengeluarkan larangan over flight kepada Menlu Indonesia.
Menurutnya, Indonesia melanggar kesepakatan dengan Israel yang dibuat dalam pertemuan Kepala Divisi Asia Kementerian Luar Negeri Israel, Mark Sofer, dengan pejabat Indonesia dalam sebuah kunjungan ke Indonesia.
Dalam pertemuan yang tidak dijelaskan keterangan waktunya, menurutnya, kunjungan Mark Sofer itu dilakukan untuk mengatur rencana kunjungan Menlu RI ke wilayah tersebut, demi mencegah kekacauan.
Belakangan, Israel dilaporkan menolak mengizinkan Menlu Retno Marsudi mengunjungi wilayah pendudukan di Tepi Barat untuk mengadakan perundingan dengan pemimpin Palestina, seperti dikutip Kementerian Luar Negeri Palestina.
Hotovely membenarkan bahwa pihaknya menolak kehadiran Menlu Retno dengan alasan 'Menlu Indonesia menolak untuk bertemu dengan pejabat Israel' seperti yang disepakati dalam pertemuan rahasia tersebut.
"Jadi ketika dilanggar, konsekuensinya adalah seperti yang terjadi beberapa hari lalu," kata Hotovely.
Menlu Retno Marsudi membantah
Terhadap pernyataan Tzipi Hotovely, Menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi telah membantah kepada pers terhadap pemberitaan sejumlah media Israel tersebut.
"Kementerian Luar Negeri tidak pernah, garis bawahi, tidak pernah ada pertemuan rahasia itu," kata Retno saat dicegat wartawan di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis (17/03).
Retno mengatakan, apa yang diberitakan media Israel bahwa dirinya melanggar perjanjian rahasia dengan Isael adalah tidak benar. "Apa yang mereka sampaikan tentang pertemuan rahasia itu tidak ada," ujarnya.
Dalam keterangan terpisah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir mengatakan tidak pernah ada rencana apa pun untuk menggelar pertemuan dengan pejabat Israel.
"Saya tegaskan, tidak pernah ada pertemuan atau pun rencana untuk melakukan pertemuan antara Kemlu RI dengan Israel terkait dengan kunjungan ke Ramallah," kata Arrmanatha, Kamis (17/03) di Kantor Kemenlu, Jakarta, seperti dikutip sejumlah media.
'Tidak ada kesepakatan dengan Israel'
Dia menekankan, pihaknya tidak pernah melakukan kesepakatan dengan Israel terkait rencana kunjungan Menlu ke Jerusalem.
Tujuan utama Indonesia saat itu, ujarnya, adalah ke Yordania untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Yordania, selain melakukan kunjungan kehormatan dengan Perdana Menteri Yordania.
Adapun tujuan selanjutnya, lanjut Arrmanatha, pergi ke Ramallah untuk melantik Konsul kehormatan Indonesia di Palestina serta menggelar pertemuan dengan pejabat setempat.
"Itu semua sudah direncanakan sejak Desember 2015, perjalanan akan melewati jalur diplomatik resmi yang sudah dikordinasikan dengan otoritas Palestina dan Yordania," katanya.
"Rencana itu sesuai dengan usul dan fasilitas dari Yordania dan Amman," ujarnya. "Menlu Retno tidak pernah bertujuan melakukan hal lain selain itu atau pun memiliki skenario lain untuk pergi ke tempat lain selain dua tempat itu."
Pembentukan Konsul kehormatan Indonesia di Palestina, menurut para pengamat, merupakan bentuk penegasan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan negara Palestina.
Dan penegasan seperti itu kembali ditunjukkan Indonesia dengan menjadi tuan rumah KTT luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam, OKI, di Jakarta, yang membahas masa depan Palestina, dua pekan lalu.
Dalam pidato penutupannya, Presiden Joko Widodo mengatakan terdapat urgensi bagi OKI untuk meningkatkan dukungan terhadap Palestina, melalui sejumlah langkah-langkah konkret, yaitu di antaranya 'penguatan tekanan kepada Israel'.
Tuesday, March 29, 2016
Wartawan Palestina Kecam Pertemuan Wartawan Senior Indonesia dengan Netanyahu
Selasa, 29 Maret 2016
Islamedia – Kunjungan jurnalis senior Indonesia ke Israel untuk bertemu Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mendapat kecaman keras dari Jurnalis Palestina asal Indonesia Abdillah Onim.
Melalui akun Facebook pribadinya, Onim menuliskan bahwa kunjungan sejumlah jurnalis senior Indonesia ke Israel sangat tidak beretika dan memalukan.
“Wartawan di Palestina Menyisihkan Uang Pribadi Untuk Mendukung Perjuangan Rakyat Palestina, waktu bahkan nyawa taruhannya ini namanya wartawan beretika” tulis Onim, selasa(29/3/2016).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah wartawan senior Indonesia bertemu dengan perdana menteri israel Benyamin netanyahu.
Islamedia – Kunjungan jurnalis senior Indonesia ke Israel untuk bertemu Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mendapat kecaman keras dari Jurnalis Palestina asal Indonesia Abdillah Onim.
Melalui akun Facebook pribadinya, Onim menuliskan bahwa kunjungan sejumlah jurnalis senior Indonesia ke Israel sangat tidak beretika dan memalukan.
“Wartawan di Palestina Menyisihkan Uang Pribadi Untuk Mendukung Perjuangan Rakyat Palestina, waktu bahkan nyawa taruhannya ini namanya wartawan beretika” tulis Onim, selasa(29/3/2016).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah wartawan senior Indonesia bertemu dengan perdana menteri israel Benyamin netanyahu.
Hampir saja tidak ada yang tahu bahwa sejumlah wartawan senior Indonesia telah berkunjung ke Israel dan bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Namun, situs resmi Kementerian Luar Negeri Israel merilis pertemuan itu, Senin (28/3/2016).
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, siang ini (Senin, 28 Maret 2016), bertemu dengan delegasi wartawan senior Indonesia yang mengunjungi Israel atas inisiatif - dan yang sedang diselenggarakan oleh - Kementerian Luar Negeri,” rilis situs yang beralamat di mfa.gov.il itu.
Netanyahu menegaskan bahwa saat ini telah tiba waktunya untuk membangun hubungan resmi Israel dan Indonesia.
"Waktunya telah tiba untuk hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kami memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sama di bidang air dan teknologi. Israel memiliki hubungan yang sangat baik dengan beberapa negara di Asia, khususnya China, Jepang, India dan Vietnam. Selain itu, Israel juga memperdalam hubungan dengan Afrika, Amerika Latin dan Rusia. hubungan dengan dunia Arab juga berubah,” kata Netanyahu.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kerjasama Israel dengan negara-negara lain bertujuan memerangi Islam radikal.
“Memang, kami adalah sekutu dalam memerangi Islam radikal.
Tuesday, March 15, 2016
Israeli are well come in Indonesia
Israel adalah suatu negara yang terletak di Timur Tengah /Middle East. Tragedi konflik perebutan wilayah dengan Palestina menyebabkan sejumlah negara menolak WN Israel. Mungkin disebabkan karena adanya solidaritas kesukuan atau persamaan agama. Sehingga berpengaruh pula terhadap kebijakan politik suatu negara. Di sini, saya akan melakukan klasifikasi daftar negara yang menolak paspor Israel 1. Daftar negara yang menolak paspor Israel secara total. Selain melarang permohonan izin penerbitan VISA / addmission, negara ini juga MENOLAK warga Israel untuk melakukan TRANSIT perjalanan di negaranya. Adapun sejumlah negara yang dimaksud, yaitu : Bangladesh; Brunei Darussalam; Irak (non-Kurdistan) ; Iran; Kuwait ; Libya ; Somalia ; Sudan ; Suriah; Yaman 2. Daftar negara yang MENOLAK paspor Israel, tetapi menerima TRANSIT warga Israel dalam bandara di negaranya. Negara tersebut, adalah : Aljazair, Oman, Uni Emirat Arab, Pakistan 3. Daftar negara yang secara umum MENOLAK paspor Israel. Akan tetapi memberi pengecualian bagi warga Israel kaum tertentu. Maksudnya adalah negara tersebut memberi kelonggaran hanya untuk anak di bawah umur atau wanita. Berikut ini akan diuraikan : Lebanon : memberi kelonggaran bagi warga Israel yang berada di bawah umur. Anak usia 18 tahun ke bawah dapat memasuki negara Lebanon dengan didampingi oleh orangtuanya Arab Saudi : memberi kelonggaran bagi warga Israel wanita berusia antara 18-45 tahun yang akan melakukan umroh atau haji dengan didampingi muhrimnya. 4. Daftar negara yang memberi "Izin Khusus" bagi warga Israel untuk memasuki negaranya Malaysia : untuk warga Israel yang akan memasuki Malaysia, pihak yang memberi izin adalah Menteri Dalam Negeri Malaysia. Contoh warga Israel yang pernah datang ke Malaysia adalah gelandang Chelsea Yossi Benayoun tahun 2011. Dalam tour pra-musim Chelsea di Malaysia. Tentu saja dengan mengantongi surat izin dari Mendagri Malaysia. Qatar : izin Menteri Dalam Negeri Qatar Kalau Indonesia ? Bagaimana ? Jika dibandingkan dengan negara di atas, untuk memperoleh izin memasuki Indonesia nyatanya jauh lebih mudah. Calon turis asal Israel hanya perlu mengurus visa di Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara ketiga (misalnya Singapura). Kemudian menyertakan surat rekomendasi dari Direktorat Jenderal Imigrasi Jakarta. Setelah mengurus kedua jenis surat tersebut, calon turis asal Israel dapat masuk ke wilayah Indonesia melalui ketiga bandara yang ditunjuk. Adalah bandara Soekarno Hatta Jakarta, bandara Ngurah-Rai Bali, dan bandara Juanda Surabaya. Asalkan mempunyai paspor yang masih lama masa berlakunya, perizinan tersebut tidak sulit didapat. Khusus untuk perjalanan ke Irian Jaya, turis asal Israel harus mengantongi ("Surat Jalan") dari "Dinas Intel Pam Pol MABAK" di Jakarta Beberapa WN Israel yang pernah mengunjungi Indonesia
State Palace: Indonesia Never Boycotts Israel Products
TEMPO.CO, Jakarta - Johan Budi Sapto Pribowo, the President's Special Staff of Communication said that Indonesia will not boycott any Israeli products. Johan explained that the boycott statement conveyed by President Joko "Jokowi" Widodo referes to Israel’s policy on Palestine occupation.
"What [the President's] mean was not goods product," Johan said on Tuesday, March 9, 2016.
Johan said that President Jokowi's boycott statement was aimed at Israel’s policy on occupying Palestine territory, for example, a boycott on the ban imposed by Israel against Palestinian from entering the Al-Aqsa complex.
Johan asserted that the decision to boycott Israel's policy on Palestine has been agreed in the recent Organization of Islamic Cooperation (OIC) Summit.
During the closing of the OIC Summit on Monday, March 8, 2016, President Jokowi stated that the OIC needs to put pressure against Israel, for example, by boycotting Israel's product produced within the occupation territory.
ANANDA TERESIA
Subscribe to:
Posts (Atom)